Wednesday, April 13, 2011

3 Objek Wisata

 

 SEJARAH BERDIRINYA SAUNG MANG UDJO

Di tahun 50-an, ada sebuah keluarga yang menempati kawasan Jalan Padasuka Bandung, sepasang suami-istri yang telah dikaruniai 10 orang anak, memulai perjalanan mereka untuk mendirikan sebuah paguyuban kesenian Sunda yang unik. Ide dasarnya adalah menjadikan bambu sebagai elemen yang memberikan banyak karakter yang mendominasi, karena itu, banyak benda yang dihasilkan dari bambu, seperti kursi pertunjukan, alat musik hingga panggung pertunjukannya.
Udjo Ngalagena sangat terinspirasi oleh filosofi gurunya Daeng Soetigna yang disingkat dengan 5M; Mudah, Murah, Mendidik, Menarik dan Masal. Kemudian, Udjo menyempurnakan filosofi ini dengan menambahkan satu nilai, yaitu Meriah.
Prinsip-prisip ini kemudian dikembangkan menjadi sebuah konsep pertunjukan yang ideal, dan dikenal dengan nama Kaulinan Urang Lembur. Sebuah pertunjukan yang memadukan unsur kesenian Sunda yang atraktif dan pendidikan. Hal inilah yang menjadi daya tarik dan alasan utama orang berkunjung ke Saung Angklung Udjo.




SEJARAH ANGKLUNG


Pada jaman dahulu kala, instrumen angklung merupakan instrumen yang memiliki fungsi ritual keagamaan. Fungsi utama angklung adalah sebagai media pengundang Dewi Sri (dewi padi/kesuburan) untuk turun ke bumi dan memberikan kesuburan pada musim tanam. Angklung yang dipergunakan berlaraskan tritonik (tiga nada), tetra tonik (empat nada) dan penta tonik (5 nada).  Angklung jenis ini seringkali disebut dengan istilah angklung buhun yang berarti “Angklung tua” yang belum terpengaruhi unsur-unsur dari luar . Hingga saat ini di beberapa desa masih dijumpai beragam kegiatan upacara yang mempergunakan angklung buhun, diantaranya: pesta panen, ngaseuk pare, nginebkeun pare, ngampihkeun pare, seren taun, nadran, helaran, turun bumi, sedekah bumi  dll.

PERTUNJUKAN 


Menampilkan beberapa pertunjukan yang memukau, baik pertunjukan internal maupun eksternal. Nikmati pertunjukan internal seperti : Pertunjukan Bambu Petang, Setengah Hari di Saung Angklung Udjo, Sehari di Saung Angklung Udjo dan Workshop Angklung Udjo.
Rasakan juga pertunjukan eksternal yang dikemas dalam paket: Iwung, Awi, Gombong, Arumba, dan Pertunjukan Sunda Lainnya.
Pertunjukan Internal : Pertunjukan Bambu Petang, Setengah hari Di Saung Angklung Udjo, dan Workhop saung Mang Udjo.
Pertunjukan Eksternal : Iwung, Awi, Gombong, Arumba, dan pertunjukan Sunda lainnya.


KAMPANYE
  • Gerakan Masyarakat Padasuka Hijau
  • Posyandu Harapan Bunda
  • Saung Angklung Udjo dan Unit-unit Bisnis Kecil Menengah Warga Sekitar
  • Saung Angklung Udjo Bersama Karang Taruna Pasirlayung

TOKO CINDERAMATA

Souvenir Pernikahan

Aneka Cinderamata

 

 

 


PLANETARIUM

SEJARAH BERDIRINYA PLANETARIUM



Planetarium Jakarta dibangun oleh Pemerintah Indonesia mulai tahun 1964 atas gagasan Presiden Soekarno. Pada waktu itu Presiden sangat mengharapkan rakyat Jakarta pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya sedikit demi sedikit akan meningkat pengetahuannya mengenai benda-benda langit, gerhana, tata surya, galaksi dan sebagainya. Berdirinya Planetarium menurut pendapatnya merupakan suatu jawaban yang tepat untuk memenuhi harapan itu.
Berkat dana yang disumbangkan oleh Gabungan Koperasi Batik Indonesia, gedung Planetarium dapat dibangun, sedangkan peralatannya yang berupa proyektor dan teropong bintang buatan pabrik Carl Zeiss Jena dibeli dengan dana yang dihimpun oleh pemerintah.

Sebagai Tempat Wisata Pendidikan (Edutainment)

Planetarium & Observatorium Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menambah wawasan yang sangat luas kepada pengunjung khususnya bidang ilmu pengetahuan astronomi, karena pertunjukan Planetarium yang sering disebut Teater Bintang menyajikan berbagai macam peristiwa alam jagat raya. Di dalam Teater Bintang ini pengunjung diajak mengembara ke berbagai planet yang sangat luas dan menakjubkan, sehingga pengunjung dapat memahami konsepsi tentang alam semesta dan sekaligus memahami akan kebesaran Maha Pencipta.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada pengunjung, pertunjukan Planetarium (Teater Bintang) yang berdurasi (lama pertunjukan) lebih kurang 60 menit, menyajikan 9 judul :

  1. Tata Surya
  2. ;Gerhana Matahari & Gerhana Bulan
  3. Penjelajah Kecil di Tata Surya
  4. Galaksi Kita Bima Sakti
  5. Planet Biru Bumi
  6. Bintang ganda dan Bintang Variabel
  7. Dari Ekuator sampai Kutub
  8. Riwayat Hidup Bintang
  9. Pembentukan Tata Surya 
 
Fasilitas yang Tersedia
Dalam gedung pertunjukan utama (planetarium) berkapasitas sekitar 330 kursi, penonton dapat melihat peragaan/simulasi langit baik langit siang maupun malam hari. Wajah langit tiruan ini diproyeksikan ke kubah setengah bola bergaris tengah 22 meter di atas penonton melalui proyektor Universarium Model VIII.
 
Sebagai penunjang pertunjukan planetarium, ruang pameran dimana disajikan materi dalam ujud lukisan, photo, miniatur benda langit, wahana antariksa, dsb. Bagi pengunjung juga disediakan perpustakaan dengaterdapatn materi yang tentunya berkaitan erat dengan masalah astronomi.
Planetarium Jakarta juga memiliki fasilitas kelas untuk menjalin interaksi lebih aktif antara pengunjung dan staf dalam penyebarluasan astronomi secara populer. Fasilitas kelas ini pula yang memungkinkan planetarium menyelenggarakan kegiatan lain seperti seminar dan penataran astronomi.
 
Adanya 3 teleskop memungkinkan mengadakan kegiatan pengamatan benda langit sebagai fungsi ke-observatorium-annya. Baik dalam bentuk penelitian (observasi ilmiah skala kecil), kegiatan khusus untuk masyarakat umum/awam (peneropongan umum), maupun gabungan keduanya sebagai partisipasi aktif untuk memupuk minat masyarakat. Dalam hal ini, fungsi Planetarium & Observatorium adalah sebagai tempat wisata pendidikan (edutainment : pendidikan dan hiburan). Lainnya adalah bimbingan karya tulis, membina kerja sama dengan instansi lain seperti Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung, Observatorium Bosscha Lembang, LAPAN, Departemen Agama, serta tidak lupa untuk membina organisasi amatir astronomi dimana siapapun dapat bergabung didalamnya (Himpunan Astronomi Amatir Jakarta/HAAJ).
 
Peneropongan Umum 
 

Observasi
 

 Perpustakaan 


Ruang Pameran









TAMAN MINI INDONESIA INDAH



SEJARAH TMII
Adalah Siti Hartinah Soeharto—yang akrab dipanggil Ibu Tien Soeharto—mempunyai gagasan membangun kawasan wisata Taman Mini “Indonesia Indah”. Prakarsa itu diilhami oleh pidato Presiden Soeharto tentang keseimbangan pembangunan antara bidang fisik-ekonomi dan bidang mental-spiritual.

Selaku ketua Yayasan Harapan Kita (YHK), yang berdiri pada tanggal 28 Agustus 1968, Ibu Tien Soeharto menyampaikan gagasan pembangunan Miniatur Indonesia pada rapat pengurus YHK tanggal 13 Maret 1970 di Jl. Cendana No. 8, Jakarta. Bentuk dan sifat isian proyek berupa bangunan utama bercorak rumah-rumah adat daerah yang dilengkapi dengan pergelaran kesenian, kekayaan flora-fauna, dan unsur budaya lain dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia. Gagasan itu dilandasi, antara lain, semangat untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia.

Tanggal 30 Januari 1971, pada penutupan Rapat Kerja Gubernur, Bupati, dan Walikota seluruh Indonesia di Istana Negara yang juga dihadiri oleh Presiden, Ibu Tien Soeharto dengan didampingi Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud untuk pertama kalinya memaparkan maksud dan tujuan pembangunan Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” di depan umum. Berbagai saran, tanggapan, dan pemikiran dari berbagai kelompok masyarakat pun muncul, yang sebagian besar mendukung pembangunan proyek tersebut.

Pada tanggal 11 Agustus 1971, dengan surat YHK, Ibu Tien Soeharto menugaskan Nusa Consultans untuk membuat rencana induk dan studi kelayakan. Tugas itu selesai dalam waktu 3,5 bulan.

Lokasi pembangunan proyek awalnya berada di daerah Cempaka Putih, di atas tanah seluas + 14 hektar. Namun Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menyarankan lokasi di daerah sekitar Pondok Gede, Kecamatan Pasar Rebo, dengan luas tanah ± 100 hektar. Selain lebih luas, lokasi itu juga mengikuti perkembangan kota Jakarta di kemudian hari. Ibu Tien Soeharto menerima saran tersebut, karena dengan lahan yang lebih luas memungkinkan proyek miniatur Indonesia menampilkan rumah-rumah adat daerah dan bangunan-bangunan lain dalam ukuran yang sebenarnya.

Pada tanggal 30 Juni 1972 pembangunan dimulai tahap demi tahap secara bersinambung. Rancangan bangunan utama berupa peta relief Miniatur Indonesia berikut penyediaan airnya, Tugu Api Pancasila, bangunan Joglo, dan Gedung Pengelolaan disiapkan oleh Nusa Consultants berikut pembuatan jalan dan penyediaan kaveling tiap-tiap bangunan. Rancangan bangunan lain, seperti bangunan khas tiap daerah, dikerjakan oleh berbagai biro arsitek, sedang Nusa Consultants hanya membantu menjaga keserasian secara keseluruhan.

Pada tanggal 20 April 1975 Taman Mini “Indonesia Indah” diresmikan pembukaannya oleh Presiden Soeharto. 
 
 
 
PROFIL TMII
Taman Mini “Indonesia Indah” (TMII) merupakan tempat rekreasi yang sangat populer dan akrab bagi warga kota Jakarta serta kota-kota lain di Indonesia, bahkan mancanegara. Konsepnya menyajikan wahana dan fasilitas secara rekreatif, informatif, edukatif, komunikatif, dan atraktif (RIEKA).

Miniatur Indonesia secara lengkap, baik bentang darat, kekayaan alam, aneka warna seni dan budaya daerah, maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai bentuk seni dan budaya masa kini tersajikan di sini. Paparannya diwujudkan dalam bentuk Miniatur Arsipel Indonesia yang merupakan danau buatan dengan tiruan kepulauan Indonesia berikut penampang daratnya beserta anjungan-anjungan daerah. Tiap anjungan tersebut menampilkan rumah adat bercorak arsitektur tradisional berikut penyajian benda-benda budaya, pentas seni, upacara adat, keragaman kuliner, dan berbagai seluk beluk yang berkait dengan daerah bersangkutan, yang secara nyata menunjukkan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an Indonesia.

Selain anjungan daerah, berderet museum-museum yang memamerkan bukan hanya koleksi sejarah, budaya, serta teknologi masa lalu dan masa kini melainkan juga menciptakan dialog dengan pengunjung melalui berbagai peragaan yang—pada gilirannya—menjadi tonggak penciptaan di masa depan. Penampilan 15 museum, antara lain Museum Indonesia, Museum Transportasi, Museum Migas, Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, merupakan sumber informasi tiada batas.

Wahana rekreasi berupa 11 unit taman, antara lain Taman Burung, Taman Akuarium Air Tawar, dan Taman Bunga Keong Emas; berbagai wahana inovatif, seperti Istana Anak Anak Indonesia, Teater Imax Keong Emas, Teater 4D’Motion, Kereta Gantung (skylift), “monorel” Aeromovel; serta Taman Budaya Tionghoa Indonesia dan TMII Waterpark yang kini sedang dibangun, juga menawarkan nuansa yang menarik.

Berbagai jenis wahana dan fasilitas tersebut semuanya mempunyai dimensi rekreasi, pendidikan, pelestarian, sekaligus pemerkayaan cakrawala pengetahuan dan pewarisan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, khususnya bagi generasi muda.

LETAK DAN LUAS

Taman Mini “Indonesia Indah” terletak di Jakarta, ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; berjarak sekitar 2 km dari terminal Kampung Rambutan, lebih kurang 5 km dari bandara udara Halim Perdana Kusumah, dan 200 meter dari gerbang tol Jagorawi. Letak yang strategis ini memudahkan pengunjung untuk mencapainya dengan berbagai jenis kendaraan.

Luas lahan 150 hektar, berada di dalam daerah administrasi empat kelurahan dan tiga kecamatan, yaitu Kelurahan Bambu Apus dan Ceger di Kecamatan Cipayung, Kelurahan Kampung Dukuh di Kecamatan Kramat Jati, dan Kelurahan Pinang Ranti di Kecamatan Kampung Makasar, Jakarta Timur. Lahan ini sesungguhnya baru sebagian dari seluruh lahan peruntukan TMII, karena berdasar Keputusan Gubernur Jakarta No. 3498 tanggal 9 Oktober 1984 kawasan diperluas menjadi 394,535 hektar. Oleh karena TMII merupakan “Proyek Tumbuh”, pemanfaatan lahan disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan.
 
 
Pelayanan TMII
 
TMII adalah kawasan wisata yang unik. Apabila di tempat-tempat lain, Museum maupun Taman adalah sebuah objek wisata yang berdiri sendiri, maka di TMII, 27 Anjungan Daerah yang juga berfungsi sebagai museum hidup, 15 museum dari berbagai aspek, serta 10 taman, yang juga berfungsi sebagai sarana konservasi ex-situ berada dalam satu komplek di satu lokasi. Jumlah inipun masih mungkin akan terus bertambah dari waktu ke waktu.

Keunikan TMII yang mungkin tidak ada duanya adalah berpadunya isi dan nuansa tradisional dengan sentuhan hasil pemikiran modern yang terwujud dalam materi-materi pameran, bangunan-bangunan maupun sarana-sarana fisik, ragam acara, atraksi maupun kegiatan yang dilakukan, serta bentuk pelayanannya. Penyajian keluhuran nilai budaya tradisi masa lalu, dinamika kehidupan masyarakat dan kebudayaan di masa kini, serta harapan dan cita-cita di masa yang akan datang. yang berkesinambungan dalam perwujudan yang terpadu, menjadikan TMII sebuah kawasan wisata yang berharga.

Sudah satu kekhususan bahwa TMII mengutamakan pelestarian segala bentuk perwujudan unsur-unsur budaya Indonesia. Penekanan TMII pada pelestarian nilai-nilai budaya, tradisi ini terlihat tidak saja dalam bentuk perhatian pada adat istiadat, upacara, kesenian, benda-benda budaya, dan sebagainya, melainkan juga pada olah raga tradisional seperti pencak silat.

Di TMII yang merupakan satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia pengunjung selain dapat menikmati fasilitas rekreasi di luar ruangan (out door recreation) dengan lingkungan terbuka hijau yang memadai juga dapat menimba pengetahuan dan informasi mengenai banyak hal yang menarik di sekitar kehidupan manusia dalam kaitannya dengan masyarakat, kebudayaan dan lingkungan Indonesia. Untuk sekedar jalan-jalan, belanja, makan, nonton, ataupun untuk kepentingan yang lebih serius seperti studi dan bahkan penelitian. TMII adalah tempat yang tepat.

JENIS PELAYANAN

Hampir setiap saat, di setiap hari, khususnya hari-hari libur dan hari besar lainnya, di anjungan-anjungan daerah maupun di panggung-panggung seni yang tersedia di kawasan TMII, acap digelar beragarn atraksi seni budaya yang menarik. Selain itu, diwaktu-waktu tertentu dan dalarn peristiwa peristiwa khusus, TMII juga menggelar acara-acara khusus.

Acara-acara tersebut antara lain adalah Paket Acara Khusus yang secara bergiliran diselenggarakan oleh Anjungan-anjungan Daerah. Paket ini menampilkan beragam aspek dan corak seni budaya daerah, baik dalam bentuk pergelaran seni ataupun upacara adat, lengkap dengan sajian makanan khas, kerajinan tangan, serta berbagai potensi pariwisatanya.

Acara-acara khusus lain, seperti parade Tari Daerah, Parade Lagu Daerah, dan lain sebagainya, biasanya disajikan untuk mengisi dan memeriahkan sejumlah pekan yang diselenggarakan secara rutin oleh TMII. Pekan-pekan tersebut adalah HUT TMII, Pekan Liburan Sekolah, Pekan Agustus, Pekan Wira Budaya, Pekan Desember, Pekan Sura, Pekan Lebaran dan Pekan Haji.

SARANA REKREASI
  • Istana anak-anak Indonesia
  • Teater Imax Keong Emas
  • Perahu Angsa
  • Sepeda Wisata
  • Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
  • Sasana Kriya
  • Desa Seni dan Kerajinan
  • Pasar Buku Langka
  • Teater Tanah Airku
  • Teater 4 Dimensi dan Wonder Adventure
  • Kereta Gantung
  • Aeromovel Indonesia
  • Kereta Api Mini
  • Pemancingan Telaga Mina
  • Snowbay Waterpark
 
TAMAN FLORA 
  • Taman Ria Atmaja
  • Taman Apotik Hidup
  • Taman Kaktus
  •  Taman Bunga Keong Emas
  • Taman Melati
  • Taman Budaya Tionghoa Indonesia
 
FAUNA
  • Taman Akuarium Air Tawar
  • Taman Bekisar
  • Taman Burung

BANGUNAN DAN SASONO
  •  Peragaan Kayu Gede
  • Baluwerti
  • Patung Cokot
  • Jam Bunga
  • Miniatur Candi Boronbudur
  • Prasasti APEC
  • Sasono Adiguno
  • Gedung Pengelolaan
  • Sasono Langen Budoyo
  • Sasono Manganti
  • Pendopo Agung Sasono Utomo
  • Tugu Api Pancasila
  • Jati Taminah
  • Pintu gerbang Utama
  • Monumen Persahabatan Negara Non Blok
  • Miniatur Arsipel Indonesia
  • Plaza Arsipel Indonesia
 
TEMPAT PERIBADATAN 
  • Masjid Pangeran Diponegoro
  • Gereja Katholik Santa Chatarina 
  • Gereja Kristen Haleluya
  • Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabhumi
  • Wihara Arya Dwipa Arama
  • Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa
 
 HOTEL DAN MAKANAN
  • Desa Wisata Hostel
  • Graha Wisata Remaja
  • Puri Capi Gunung Restaurant&Convention
  • Pondok Pecel Madiun
  • Pasar Tiban
  • Radio Pelangi Nusantara
  • Informasi Wisatawan
  • Pusat Informasi Budaya&Wisata

GEDUNG DAN FASILITAS
  •  Gedung Pengelolaan
  • Pusat Informasi Wisatawan
  • Poliklinik Taman Mini
  • Pos Polisi
  • Pemadam Kebakaran
  • Gardu Listrik
  • Radio Pelangi Nusantara
  • Padepokan Taman Mini